JatimMitra PolisiNganjuk

Jajaran Polres Nganjuk Ajak Komunikasi Pengurus Perguruan

Nganjuk, Wartapos.id – Kapolres Nganjuk Polda Jatim, AKBP Boy Jackson Situmorang, S.H., S.I.K., M.H menginstruksikan jajarannya untuk tetap menciptakan dan memelihara Kamtibmas di wilayah masing – masing. Tentu dalam hal ini pihak Kepolisian tidak bisa lepas dari peran serta pihak elemen masyarakat yang ada, termasuk para Tokoh Agama (Toga), Tokoh Masyarakat (Tomas) dan Organisasi Masyarakat (Ormas) lainnya.

Menindaklanjuti perintah tersebut, kali ini Kapolsek Lengkong AKP Roni Andreas S, S.H mengumpulkan seluruh Pengurus Perguruan Silat yang ada di wilayah hukumnya untuk mempererat tali silaturahmi antara pihak Kepolisian dengan Elemen masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Polsek Lengkong yang juga merupakan program unggulan Polres Nganjuk Polda Jawa Timur yakni “Sokoguru” (Sowan dan Komunikasi Perguruan).

Dalam kegiatan “Sokoguru” yang digelar di Makoramil 0810/13 Lengkong, Kapolsek Lengkong menyampaikan pesan dari Kapolres Nganjuk Polda Jatim, AKBP Boy Jackson yang mengingatkan seluruh Pengurus Perguruan Silat di wilayahnya untuk menghentikan Perselisihan dan mengedepankan Komunikasi.

Acara “Sokoguru” dihadiri Danramil 0810/13 Lengkong Kapten Inf. Joko Hari Susanto, Forkopimcam Lengkong, Heri Setyo (Ketua PSHT), Sofyan Asyauri (Ketua PERSINAS ASAD), Andika (Ketua Tapak Suci) dan Tresno (Ketua IKSPI). AKP Roni juga mengatakan, pentingnya pihaknya juga terbuka dengan informasi dan koordinasi jika ada permasalahan yang melibatkan anggota Perguruan Pencak Silat.

“Supaya hal ini tidak sampai meluas ke mana-mana sehingga membuat situasi kurang Kondusif dan Menggangu kepentingan Umum,” katanya, Senin (5/12/2022) yang lalu.

Sementara itu, pengurus IPSI Heri Setyo mengatakan, sangat mendukung program “Sokoguru” yang digagas oleh Polres Nganjuk Polda Jatim dan pihaknya berjanji akan selalu berkoordinasi dengan pengurus IPSI Kecamatan Lengkong dan Polsek jika sampai terjadi permasalahan.

“Kami Praktisi Pencak Silat tidak ingin distigma sebagai Biang Onar di lingkungan, karena bukan itu tujuan kami mempelajari Seni Beladiri,” ucap Heri. (Bertus).

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button