
Bangkalan, Wartapos.id– Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki luas wilayah sekitar 1.904.569 kilometer persegi.
Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah pulau terbanyak ke-6 di dunia. Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau, di mana sekitar 6.000 pulau dihuni penduduk yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Beberapa pulau utama di Indonesia adalah Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan Pulau Papua.
Predikat negara kepulauan tak lepas dari eksistensi laut dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya terutama jenis komoditi ikan, kerang, dan lain-lain sebagai bahan makanan pokok lauk pauk sumber protein hewani. Bicara tentang laut, sangat erat kaitannya dengan profesi nenek moyang Indonesia yakni pelaut atau nelayan dimana berkat jasa nelayan lah masyarakat luas bisa mengkonsumsi jenis komoditi ikan.
Seperti halnya kelurahan Bancaran kecamatan Bangkalan kabupaten Bangkalan tampak puluhan perahu nelayan berjejer rapi yang secara geografis bagian barat Bancaran adalah pesisir. Nelayan di Bancaran terbagi menjadi beberapa kelompok untuk memudahkan dalam penyaluran hibah daerah, provinsi maupun pusat dimana hibah tersebut sangat membantu nelayan dalam keberlangsungan dan kelancaran profesinya.
Ach Hidayat salah satu nelayan asal dusun Bunot kelurahan Bancaran menuturkan Bantuan jaring dari hibah daerah sangat membantu para nelayan dan juga sentuhan bantuan dari pemerintah pusat berupa toilet, anjungan/galangan perahu tempat para nelayan memperbaiki perahu merupakan fasilitas umum yang bisa mempermudah para nelayan melakukan rutinitasnya.
“Bantuan di Bancaran berupa jaring, fasilitas umum seperti toilet, anjungan/galangan perahu, dan lain-lain itu sangat berguna untuk nelayan disini,”ucap Dayat.
Selain itu Dayat sangat berterima kasih atas kepedulian pemerintah daerah hingga pusat atas segala bentuk dukungan terhadap nelayan Bancaran.
Dirinya juga berharap berlimpahnya kerang putih di Bancaran mendapat perhatian dari dinas dan pihak terkait agar nelayan bisa mengambil kerang tersebut tanpa memikirkan penyaluran marketingnya mengingat kerang putih dan kerang simping peminatnya jarang di pasaran dan harganya pun relatif murah.
Muara sungai yang dangkal juga menjadi kendala bagi para nelayan karena mereka harus menunggu air pasang untuk berangkat ke laut dan pulangnya pun harus menunggu air pasang lagi.
“Terima kasih untuk pemerintah sangat membantu dengan semua perhatiannya untuk nelayan Bancaran. Harapan saya kalau lagi musim kerang putih dan kerang simping seperti ini kita nelayan kadang susah untuk menjualnya terutama kerang putih. Kendalanya kalau air sungai tidak tinggi, perahu tidak bisa keluar melaut, ” tutup Dayat yang mendapat julukan “Se Beres” dari rekan sesama nelayan.
(Faiz)