JatimPemerintahanSidoarjo

Tak Sanak, Tak Saudara Nenek Tua Dapat Perhatian Dari Ning Sasha, Pemerintah harus hadir

 

Sidoarjo, Wartapos.id – Kehadiran pemerintah dalam melayani, dan memberikan perhatian bagi masyarakat yang tercantum dalam UUD 1945. Sebuah kenyataan hidup yang di alami dengan Kondisi Mbah Wiji, salah seorang Lansia warga Kelurahan Cemengkalang membuat prihatin Ketua TP-PKK Kabupaten Sidoarjo Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor. Nenek tanpa sanak keluarga itu depresi dan kehilangan semangat hidup seusai suaminya meninggal dunia. Kondisi Mbah Wiji yang berusia kurang lebih 68 tahun itu semakin memprihatinkan. Pasalnya tinggal di rumah tidak layak huni berukuran 3×3 meter seorang diri. Melihat kondisi seperti itu Ketua TP-PKK Kabupaten Sidoarjo Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor yang juga istri Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor S.IP berinisitif menjemputnya untuk dirawat di Liponsos Sidoarjo.

Tidak berselang lama, pagi tadi, Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor bersama petugas dari Dinas Sosial Sidoarjo menjemput Mbah Wiji, Selasa, (25/1). Ia juga ikut mengantarkannya langsung ke Liponsos Sidoarjo yang berada di Kelurahan Sidokare tersebut. Hj. Sa’adah berharap di Liponsos Sidoarjo nantinya Mbah Wiji akan mendapatkan perawatan lebih baik dalam kesehari hariaanya.

“Kita tadi menjemput Lansia yang terindikasi ODGJ namun sebenarnya beliau adalah Lansia yang linglung selepas ditinggal suaminya meninggal, kondisi beliau seorang diri dirumah dengan kondisi rumah yang tidak layak huni dan akhirnya kita putuskan untuk diantarkan ke Liponsos dengan harapan ada orang yang merawat dan beliau dapat hidup dengan tenang dan nyaman,”ucapnya.

Diungkapkannya inisiasi menjemput Lansia terlantar tersebut selepas mendengar laporan dari masyarakat akan kondisi seorang nenek yang memerlukan perhatian. Tanpa berfikir panjang, dirinya langsung mendatangi rumah nenek yang sangat sempit itu. Saat melihat kondisi rumahnya, Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor benar-benar prihatin. Hidup seorang nenek yang seharusnya menikmati masa tuanya dengan indah namun tidak dirasakan nenek tersebut.

“Rumahnya berada dibelakang rumah warga dan sangat tidak layak hanya berukuran 3×3 meter atau mungkin tadi 2×3 meter dan rumah tersebut pasca kebakaran, jadi memang nenek ini hidupnya betul-betul tidak hanya terlantar namun bisa dibilang sangat memprihatinkan,”katannya

Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor mengatakan kondisi Lansia terlantar maupun ODGJ seperti ini memerlukan perhatian dari semua pihak. Rumah singgah Liponsos seperti ini akan sangat membantu merawat orang-orang dengan kondisi tersebut. Menurutnya keberadaan di Liponsos akan menjamin hidup lebih tenang dan nyaman.

“Di Liponsos ini ada tenaga kesehatan yang akan menanganinya, dengan begitu bapak ibu Lansia atau ODGJ dapat hidup lebih tenang dan nyaman daripada hidup diluar sana, yang tidak pasti, In Sya Allah di sini ada perhatian dari petugas yang menjaga”ujarnya. ( rif/Kominfo).

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button