Tak Pantang Menyerah, Warga RT 3 RW 4 Kelurahan Perak Utara Dirikan Bank Sampah WANI

Ketua RW 4 Budiono, Ketua Bank Sampah Wani Denik A W. ST, Ketua RT 3 Ali Imron. ST dan Lurah Perak Utara Tri Sukoyono menunjukkan produk yang dihasilkan Bank Sampah Wani.

Surabaya, Wartapos – Bank Sampah kini mulai menjamur di beberapa daerah di Jawa Timur. Namun tahukah anda kesulitan dalam pendirian bank sampah? Berikut wawancara dengan Ketua Bank Sampah Wani Surabaya, Denik A W. ST.

Ada banyak hal menarik dalam pembentukan Bank Sampah. Apalagi pendiriannya dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang yang berpengalaman.
Bank Sampah Wani Surabaya adalah salah satu Bank Sampah yang bisa dikatakan nekat dalam pendiriannya. Kenapa bisa dikatakan nekat? Bank Sampah yang digagas oleh para ibu-ibu muda di RT 3, RW 4 Kelurahan Perak Utara, Kecamatan Pabean Cantian ini bisa dikatakan nekat karena berdiri dengan pengetahuan yang minim. Berbekal dari referensi dari dunia maya (dumay), mereka berkeinginan kuat untuk manjaga dan melestarikan lingkungan sekitarnya dengan mendirikan Bank Sampah Wani.

“Dengan pengetahuan yang bisa dibilang minim, kami para ibu-ibu muda RT 3 RW 4 berupaya dengan sekuat tenaga mewujudkan lingkungan yang bersih dan lestari dengan cara mendirikan Bank Sampah Wani,” ujar Denik A W. ST yang keseharianya juga bekerja di PT. Pelabuhan Indonesia (Persero).
Banyak lika-liku perjuangan yang dialami para pekerja sosial ini yang notabene adalah ibu rumah tangga yang kesehariannya juga pekerja kantoran. Seperti kurangnya tenaga, sarana maupun prasarana. Akan tetapi keinginan untuk mewujudkan lingkungan bersih menjadi penyemangat tersendiri bagi mereka.

“Walaupun anggota kami sedikit dan sibuk semua, kami selalu meluangkan waktu satu bulan sekali untuk membuka Bank Sampah. Kami tidak ingin para nasabah merasa kerepotan menyimpan sampahnya di rumah masing-masing,” tambah Denik.
Pelatihan demi pelatihan juga kerap kali diikuti pengurus agar wawasan tentang lingkungan selalu terpupuk. Bahkan pelatihan yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup tak luput diikutinya.

“Kami berusaha menambah wawasan dengan mengikuti pelatihan tentang lingkungan. Seperti pelatihan yang diadakan Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) yang bekerja sama dengan Universitas Institut Teknologi Surabaya (ITS), bahkan pelatihan yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Kami tidak ingin ketinggalan ilmu tentang lingkungan,” selorohnya.

Tak hanya menampung sampah dari nasabah saja, para srikandi lingkungan ini juga berhasil membuat produk produk dari bahan bekas yang didapatkan dari nasabahnya. Banyak produk yang telah dihasilkan oleh mereka. Seperti Tas dari bungkus kopi sachet, taplak meja dari sedotan, bahkan tempat tisu. Semua usaha untuk meningkatkan kualitas Bank Sampah Wani selalu dilakukan demi terwujudnya lingkungan yang asri.
“Bank Sampah Wani juga membuat produk dari bahan bekas loh. Ada tas, taplak bahkan tempat tisu. Ayo dong dibeli,” ungkapnya sambil tersenyum bangga.
Seperti yang kita ketahui, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemprov Jawa Timur (Jatim) tahun ini mengadakan lomba desa/kelurahan bersih dan lestari (Berseri) Provinsi Jatim 2021.

Dari hasil penilain tersebut, sebanyak 100 desa atau kelurahan diberi apresiasi atau penghargaan dalam tiga kategori, diantaranya Pratama, Madya dan Mandiri.
Tahun lalu, Kelurahan Perak Utara yang dikepalai oleh Tri Sukoyono ini telah berhasil menyabet penghargaan dari DLH Pemprov Jatim kategori Pratama.

Kebanggan adanya Bank Sampah Wani semakin terasa karena telah ikut andil dalam lomba tersebut dan mengantar Kelurahan Perak Utara, Kecamatan Pabean Cantian meraih penghargaan sebagai desa/kelurahan bersih dan lestari (Berseri) Provinsi Jatim 2021 kategori madya dari DLH Pemprov Jatim.

“Kami bangga dengan keberhasilan Kelurahan Perak Utara yang mendapatkan penghargaan Kelurahan Berseri kategori madya dari DLH Pemprov Jatim,” tutupnya. (ac)